March 20, 2006
kala hujan malam itu
Rintik hujan menetes perlahan
menepis lembut butiran kabut
dinding-dinding kaca membersitkan cahaya
nan melebur….
Tampak samar…..
Cahaya kebenaran
Berbalut lekat dengan prasangka…
Ketulusan jiwa….
berbalut praduga
merana…..
umminida said,
March 22, 2006 at 10:33 am
terimakasih sudah mampir rumah maya ummi
yg buatkan templatenya itu teman ummi, moga2 bukan hanya tampilannya yang bagus ya 🙂
ghufron said,
April 3, 2006 at 7:14 am
pulang bawa oleh-oleh kripik pisang 🙂 , maklum dari desa mas. eh mas, kantornya yang didepan kuitang itu ya?oooo, maaf. pantes kok nggak pernah keliatan di al amin, jauh kan? hehehe. maaf adek mah sebenernya baru lulusan STAN 2005, jadi baru kemarin :). eh, mau nikah kapan? adek punya temen akhwat yang juga siap nikah neh. mau? kalo mau, sms adek ya? dia di pajak. hafal 2 Juz Al Quran, Ghodhul Bashornya juga OK. Sholihah deh pokoknya… jawab cepet… keburu diambil orang lhoooo,… hehehehe
lia said,
April 4, 2006 at 2:20 am
Meski hujan datang rintik, deras atau bahkan badai mendera kaca2 hati seseorang. Maka bijaklah untuk tidak membiarkan kabut di sisi sebelehnya menebal, ber sabarlah untuk terus mengelapnya sehingga tidak membutakan pandangan hati kearah luar. Walau pemandangan luar terlihat samar dan bising karna hujan, setidaknya sisi hati terdalam kita masih dapat melihat dengan jelas tanpa perlu ber praduga.